GAZA – Sebanyak 73 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, pada Sabtu malam (19/10). Serangan tersebut menghantam kawasan permukiman padat penduduk, menyebabkan puluhan orang lainnya terluka, termasuk anak-anak dan perempuan. Mahmud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, melaporkan bahwa tim penyelamat masih melakukan pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan itu. Banyak korban yang ditemukan tewas di bawah puing-puing, dan jumlah korban diperkirakan bisa bertambah.
Kantor media pemerintah Gaza, yang dikelola oleh Hamas, mengonfirmasi jumlah korban tersebut dan menyebutkan bahwa kerusakan yang terjadi sangat luas di kawasan perumahan. Serangan ini menambah panjang daftar serangan Israel terhadap wilayah permukiman sipil di Jalur Gaza. Hamas mengecam keras tindakan tersebut dan menyatakan bahwa Israel, pemerintah Amerika Serikat, serta beberapa negara Eropa, bertanggung jawab atas kejahatan yang terus berlanjut di Gaza. Namun hingga saat ini, belum ada tanggapan langsung dari pihak Israel mengenai serangan tersebut.
Sementara itu, militer Israel membantah jumlah korban yang dilaporkan oleh otoritas Gaza dan menegaskan bahwa target serangan mereka adalah posisi militan Hamas, bukan warga sipil. Menurut pernyataan juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, serangan ini merupakan bagian dari operasi besar yang melibatkan angkatan udara dan darat. Dia juga menyatakan bahwa amunisi yang digunakan memiliki akurasi tinggi, sehingga serangan diarahkan secara tepat ke sasaran militan Hamas. Namun, pihak Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait jumlah korban dari pihak Hamas dalam serangan tersebut.
Selain serangan di Beit Lahia, krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah. Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), melaporkan bahwa sekitar 20.000 warga terpaksa mengungsi dari kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara pada Jumat lalu. Laporan ini juga menyoroti pemadaman luas jaringan komunikasi dan internet di seluruh Kota Gaza dan wilayah utara. Di saat yang sama, rumah sakit di Gaza mengalami kekurangan pasokan medis dan bahan bakar, memperburuk situasi bagi korban yang memerlukan perawatan segera.
Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera oleh Hamas. Hingga Sabtu (19/10), otoritas kesehatan di Gaza mencatat bahwa jumlah korban tewas akibat serangan balasan Israel telah mencapai lebih dari 42.000 orang, dan serangan terus berlanjut seiring meningkatnya eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Penulis : Patricia Joy
Redaktur : Bayu Putera