Yogyakarta – Depresi merupakan kondisi gangguan mental yang ditandai dengan gangguan kesedihan mendalam yang berkelanjutan dan kehilangan minat pada suatu hal yang disukai. Depresi dapat menyerang siapa saja, mulai dari usia muda hingga tua, baik pria maupun wanita. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa hal mengenai depresi :
Gejala depresi
Penderita depresi, umumnya akan menunjukkan ciri-ciri tertentu. Ciri psikologis orang depresi adalah rasa khawatir berlebihan, emosi tidak stabil, merasa rendah diri, sensitif (mudah marah, tersinggung, atau sedih), sulit konsentrasi, sulit mengambil keputusan, serta putus asa atau frustasi.
Sementara ciri fisiknya adalah selalu merasa lelah dan tidak bertenaga, pusing tanpa sebab, kurang tidur atau insomnia, nyeri pada bagian tubuh tertentu tanpa sebab, berat badan naik atau turun drastis, dan selera makan menurun.
Penyebab Depresi
Depresi lebih sering dialami orang dewasa. Penyebabnya diduga terkait faktor genetik, hormon, dan zat kimia yang ada di otak. Beberapa faktor pemicu depresi diantaranya :
1. Peristiwa traumatik
2. Pola pikir yang salah,seperti toxic positivity
3. Tekanan batin, misalnya karena masalah keuangan atau putus cinta
4. Hilangnya kegiatan atau tujuan hidup (post power syndrome)
Jenis Depresi
Depresi memiliki penyebab dan tingkat yang berbeda-beda, ada yang ringan hingga berat. Berikut beberapa jenis depresi berdasarkan penyebab dan tingkatnya :
1. Depresi mayor : Ditandai dengan rasa sedih, putus asa, hilangnya ketertarikan atau minat terhadap sesuatu, dan gejala depresi lainnya yang bisa terjadi hampir setiap saat dan dapat berlangsung selama lebih dari 2 minggu.
2. Distimia atau gangguan depresi persisten : Gangguan depresi kronis yang berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, yaitu selama lebih dari 2 tahun. Pada distimia, gejala depresinya tidak terlalu parah seperti depresi berat.
3. Gangguan bipolar : Gangguan mental berupa perubahan emosi dan suasana hati secara drastis pada dua periode waktu, yaitu episode mania/hipomania (sangat senang) dan episode depresi mayor (sangat sedih).
4. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) : Gangguan emosi dan fisik yang kerap terjadi pada wanita sebelum memasuki periode menstruasi. Gangguan ini merupakan bentuk yang lebih parah dari premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pra menstruasi.
5. Depresi postpartum : Depresi yang kerap dialami oleh wanita setelah melahirkan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala depresi mayor selama kurang lebih 1 tahun pasca melahirkan.
6. Psychotic depression : Depresi berat yang disertai dengan gejala psikotik, seperti delusi, gangguan pola pikir, dan halusinasi.
7. Atypical depression : Ditandai dengan gejala depresi yang tidak khas, seperti terlalu sering tidur, kenaikan berat badan secara drastis, dan lain sebagainya. Umumnya, kondisi ini dapat mereda jika penderitanya sudah berada dalam suatu kondisi atau suasanayang positif.
Cara Mengatasi Depresi
Metode pengobatan depresi cenderung bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Adapun sejumlah metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani depresi adalah:
1. Psikoterapi untuk membentuk pola pikir dan cara berperilaku yang baik pada pasien.
2. Konsumsi obat-obatan anti depresan yang diresepkan oleh dokter. Obat-obatan tersebut bekerja dengan menyeimbangkan zat kimia pada otak yang berfungsi untuk mengatur emosi dan suasana hati.
3. Terapi stimulasi otak, seperti electroconvulsive therapy (ECT), transcranial magnetic stimulation (TMS), atau vagus nerve stimulation (VHS) untuk mengatur arus listrik ke otak dan menstimulasi sel-sel saraf di dalam otak yang berfungsi untuk mengendalikan suasana hati. Terapi ini biasanya diberikan kepada pasien yang tidak merespon terhadap pengobatan, terdapat gejala psikosis, dan terdapat percobaan bunuh diri.
4. Perawatan mandiri untuk mengoptimalkan penanganan depresi, seperti menerapkan pola hidup sehat, berlibur, dan lain-lain.
Cara Mencegah Depresi
Tidak ada cara pasti yang efektif untuk mencegah depresi. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan resiko depresi sebagai berikut :
1. Mengelola dan mengatasi stress sebaik mungkin dengan meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang menenangkan pikiran.
2. Mengatur waktu istirahat dengan tidur yang cukup.
3. Menghindari mengkonsumsi minuman beralkohol.
4. Menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan rutin olahraga.
5. Membatasi penggunaan sosial media yang tidak bermanfaat.
6. Jangan mengisolasi diri.
7. Berkonsultasi pada psikolog apabila mengalami sedih yang berkepanjangan.
Memahami diri sendiri dan mampu memahami kondisi lingkungan sekitar dapat membantu menurunkan kemungkinan depresi. Pengendalian diri dan adanya dukungan dari lingkungan sekitar sangat diperlukan dalam mengatasi depresi agar kemungkinan-kemungkinan terburuk tidak terjadi. Maka sayangi diri sendiri dengan melakukan aktivitas yang disenangi, bersedih secukupnya, dan selalu memperhatikan diri sendiri.
Reporter : Kidung Wahyu
Editor : Dina Nofitalia