JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memberhentikan Jenderal (Purn) Budi Gunawan dari jabatannya sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) setelah lebih dari tujuh tahun memimpin lembaga tersebut. Langkah ini dipandang sebagai keputusan strategis di tengah memanasnya tahun politik menjelang Pemilu 2024, di mana netralitas lembaga intelijen negara menjadi sorotan utama.
Budi Gunawan, yang mulai menjabat pada 2016, telah memimpin berbagai operasi intelijen penting baik di dalam maupun luar negeri. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, tekanan dari kelompok masyarakat dan aktivis, seperti Ikatan Aktivis 98 (IKA 98), kian meningkat, menuntut pergantian di posisi Kepala BIN untuk menjaga netralitas politik lembaga ini. Para aktivis mengkhawatirkan bahwa BIN harus tetap berada di jalur netral di tengah situasi politik yang semakin memanas menjelang pemilihan
Di tengah pemberhentian ini, beredar kabar bahwa mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, menjadi kandidat kuat pengganti Budi Gunawan. Meski belum ada pengumuman resmi, Dudung telah menyatakan kesiapannya jika diberi amanah oleh Presiden Jokowi. Dudung dikenal sebagai sosok yang memiliki loyalitas tinggi terhadap negara serta integritas yang kuat, sehingga ia dianggap mampu menjaga stabilitas dan keamanan nasional di masa transisi ini.
Langkah Jokowi memberhentikan Budi Gunawan dan mencari pengganti yang netral dianggap penting untuk memastikan BIN tetap menjalankan tugasnya secara independen, serta menjaga keamanan dan netralitas selama proses Pemilu 2024. Keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa lembaga intelijen negara tidak terlibat dalam dinamika politik dan tetap fokus pada tugas utamanya melindungi negara.
Penulis : Eunike Aderian
Editor : Kidung Wahyu S