Jakarta – Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) berencana memanggil Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking untuk menindaklanjuti perbedaan signifikan hasil survei kedua lembaga terkait elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta pada Pilkada 2024. Meski survei digelar dalam waktu hampir bersamaan, hasil keduanya menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Anggota Dewan Etik Persepi, Saiful Mujani, menyatakan pihaknya akan meminta penjelasan dari kedua lembaga untuk memahami alasan perbedaan tersebut. “Kami meminta penjelasan mengapa hasil survei mereka berbeda,” kata Saiful. Jika penjelasan tidak meyakinkan menurut standar operasional prosedur (SOP) survei, Persepi akan melakukan audit forensik dengan bantuan tim pengurus Persepi.
Sebagai tindak lanjut, Persepi berencana melakukan survei ulang dengan melibatkan kedua lembaga survei untuk memverifikasi hasil yang berbeda. “Langkah ini untuk memastikan penyebab terjadinya perbedaan. Kami yakin tiga tahap ini akan menjawab mengapa perbedaan itu terjadi,” tambah Saiful.
Saiful menegaskan, jika ditemukan pelanggaran etik berat berupa manipulasi data responden, lembaga survei bersangkutan akan dikeluarkan dari Persepi. Persepi juga tidak akan merekomendasikan lembaga yang terbukti melanggar etik dalam proses survei opini publik. “Kami tidak bertanggung jawab terhadap kualitas dan kompetensi lembaga tersebut dalam melakukan survei opini publik,” jelas Saiful.
Perbedaan Hasil Survei Elektabilitas Calon Pilkada Jakarta 2024
Dalam beberapa waktu terakhir, LSI dan Poltracking merilis hasil survei elektabilitas tiga pasangan calon Pilgub Jakarta. Survei LSI dilakukan pada 10-17 Oktober 2024 dengan 1.200 responden, menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error 2,9 persen. Berdasarkan hasil survei LSI, pasangan nomor urut 3, Pramono-Rano, unggul dengan elektabilitas 41,6 persen, disusul pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, dengan 37,4 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana, hanya memperoleh 6,6 persen.
Di sisi lain, survei Poltracking yang dilakukan pada 10-16 Oktober 2024 dengan 2.000 responden menunjukkan hasil yang berbeda. Meski menggunakan metode yang sama, hasil survei Poltracking menempatkan pasangan RK-Suswono di posisi teratas dengan elektabilitas 51,6 persen. Sementara itu, Pramono-Rano berada di urutan kedua dengan 36,4 persen, dan Dharma-Kun hanya mendapat 3,9 persen.
Perbedaan hasil antara LSI dan Poltracking menjadi perhatian Dewan Etik Persepi yang kini berupaya memastikan akurasi hasil survei demi kredibilitas data opini publik pada Pilkada Jakarta 2024.
Penulis : Reiza Dzaky
Redaktur : Bayu Putera