Indonesia Peringkat 2 Udara Terburuk Dunia, Ancaman Kesehatan Mengintai

Ilustrasi penyebab pencemaran udara (Sumber : Pexels)
Share Berita ini ke Sosial Media Lainnya!

Yogyakarta – Indonesia kembali menjadi sorotan dunia terkait masalah kualitas udara. Berdasarkan laporan terbaru, Indonesia kini menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. Jakarta, ibu kota negara, menjadi salah satu kota dengan tingkat polusi paling tinggi, menyebabkan warga menghadapi ancaman kesehatan yang serius.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir di Jakarta pada pukul 05.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 148 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 54,5 mikrogram per meter kubik.  Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut. Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia menjadi pusat aktivitas transportasi dengan jutaan kendaraan bermotor melintasi jalan setiap harinya. Pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan tersebut menghasilkan gas-gas berbahaya seperti nitrogen dioksida (NO2) dan karbon monoksida (CO), yang kemudian bercampur dengan partikel halus di udara dan menciptakan kabut asap.

Pakar kesehatan mengingatkan bahwa buruknya kualitas udara tidak hanya menimbulkan dampak jangka pendek, seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang jauh lebih serius. Paparan terus-menerus terhadap polusi udara berisiko menyebabkan kerusakan pada sistem pernapasan dan kardiovaskular.

Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa polusi udara dapat memperpendek usia harapan hidup serta meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit paru-paru dan jantung, pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah dengan tingkat polusi tinggi, untuk selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Penggunaan masker diharapkan dapat membantu mengurangi paparan polusi udara yang berbahaya bagi Kesehatan, selain itu, warga diharapkan lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan pernapasan dengan meminimalkan aktivitas di luar ruangan pada jam-jam dengan tingkat polusi tertinggi, biasanya pada pagi hari dan sore hari.

Penulis : Bayu Pradipta R

Editor : Kidung Wahyu S


Share Berita ini ke Sosial Media Lainnya!