Yogyakarta – Pengumuman kabinet baru, Kabinet Merah Putih, telah diumumkan pada 20 Oktober lalu. Dalam pengumuman yang disampaikan oleh Presiden baru, Prabowo Subianto, yang tercatat dalam website resmi Kementerian Sekretariat Negara RI bahwa susunan kabinet baru mengalami perubahan. Kabinet ini terdiri dari 7 Menko, 41 Menteri, 5 Pejabat Setingkat Menteri, dan 55 Wakil Menteri yang apabila dibandingkan dengan kabinet sebelumnya terdiri dari 4 Menko dan 34 Menteri Bidang, 8 Pejabat Setingkat Menteri, dan 17 Wakil Menteri.
Jumlah ini tentu mengalami selisih yang cukup banyak. Disebutkan Prabowo, alasan adanya penambahan jumlah kabinet adalah karena Indonesia memiliki wilayah yang luas sehingga diperlukan jangkauan yang luas pula. Meski begitu,beberapa ahli menilai hal ini tidak efisien dan dapat menyebabkan pembengkakan anggaran.
Bahkan, langkah ini dinilai dapat merusak efisiensi pemerintahan dan berpotensi membuka peluang korupsi. Namun, langkah ini juga salah satu upaya adanya pemerataan jangkauan lingkup pemerintahan ke seluruh daerah. Selain itu, Prabowo mengupayakan adanya akademi militer untuk para kabinetnya.
Tujuan diadakannya pembekalan akademi militer untuk Kabinet Merah Putih adalah untuk menyeragamkan tujuan, agar dapat berjalan bersama sebagai satu tim. Kegiatan ini dilaksanakan di Akmil Lembah Tidar Magelang. Dilaksanakan pada 24 Oktober lalu yang diikuti oleh anggota Kabinet Merah Putih.
Namun, adanya akademi militer bagi para kabinet baru dikhawatirkan akan membuat pemerintahan menjadi militeristik atau pemerintahan bernuansa militer. Disampaikan pula oleh beberapa akademisi, bahwa hal yang terjadi saat ini mirip dengan pemerintahan era orde baru. Meski menjadi menuai ragam pendapat, adanya akademi militer ini juga dinilai hanya sebagai sarana pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat mental dan fisik Kabinet Merah Putih sebelum bertugas nantinya.
Reporter : Kidung Wahyu
Editor : Dina Nofitalia
