Pasar modal menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memperluas usaha dan meningkatkan daya saing. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Kadri Renggono, dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema “Mengenal Dunia Pasar Modal,” menekankan bahwa pasar modal, melalui skema seperti equity crowdfunding, memberikan akses pendanaan yang lebih mudah bagi UMKM dibandingkan pinjaman bank.
Kadri juga menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan peluang pasar modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen mendorong kolaborasi lintas sektor, khususnya dalam pengembangan UMKM melalui akses ke pasar modal, untuk memperkuat ekonomi lokal di era digitalisasi.
Ketua Tim PPUEK Setda Kota Yogyakarta, Yeti Kusumawati, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan menjadikan pasar modal sebagai alternatif pendanaan dan investasi, terutama bagi generasi muda. Diskusi ini melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), serta UMKM kreatif.
Direktur Perizinan OJK, Adi Wijoyo, membahas Securities Crowdfunding sebagai opsi pendanaan signifikan bagi UMKM dan startup, dengan batas maksimum pendanaan Rp 10 miliar. Hingga Oktober 2024, terdapat 17 penyelenggara crowdfunding, dengan 733 penerbit dan total penggalangan dana Rp 1,4 triliun, menunjukkan potensi besar pasar modal bagi pengembangan usaha UMKM
Penulis : Apriani Rumahorbo
Redaktur : Bayu Putera