Lumajang – Angin puting beliung telah menerjang Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang pada Selasa, 8 Oktober 2024, sekitar pukul 10.30 WIB. Kejadian ini menyebabkan kerusakan signifikan pada belasan rumah warga dan warung makan di sekitarnya. Menurut laporan, angin kencang tersebut berlangsung selama kurang lebih satu menit, namun dampaknya sangat merusak.
Salah satu saksi mata, Siti Aminah, menjelaskan bahwa sebelum angin datang, terlihat awan gelap yang mengindikasikan cuaca buruk. “Awalnya kelihatan awan hitam kemudian angin kencang datang dan memporak porandakan atap rumah warga. Warga pun berhamburan keluar rumah,” ujarnya. Banyak warga yang segera berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan tertimpa atap yang beterbangan.
Kerusakan yang ditimbulkan sangat parah; atap rumah dan tenda hajatan warga terbang dan menimpa bangunan lain. Salah satu garasi juga tidak luput dari terjangan angin, di mana atapnya roboh dan menimpa mobil yang terparkir di dalamnya. Warga melaporkan bahwa selain rumah dan warung makan, beberapa kandang kambing juga ambruk akibat kekuatan angin.
Kepala Desa Selok Awar-Awar, Didik Nur Handoko, mengonfirmasi bahwa sebanyak 12 rumah mengalami kerusakan pada bagian atap. Beruntung tidak ada laporan mengenai korban jiwa dalam insiden tersebut. “Angin puting beliung mengakibatkan 12 rumah warga mengalami kerusakan di bagian atap. Untuk korban jiwa nihil,” katanya.
Setelah kejadian, warga setempat dibantu oleh petugas kepolisian, TNI, dan BPBD Lumajang untuk melakukan perbaikan pada rumah-rumah yang rusak. Material bangunan yang berserakan di jalanan akibat terjangan angin juga dibersihkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan warga.
Beberapa warga yang atap rumahnya rusak terpaksa menutupnya dengan terpal sebagai langkah sementara untuk melindungi diri dari hujan atau panas yang masih melanda daerah tersebut. “Ini yang rusak warung makan, garasi. Bahkan kandang kambing saya juga ambruk. Saya sempat lari khawatir kejatuhan atap di rumah, waktu itu ada suami dan cucu,” tambah Siti Aminah.
Meskipun bencana ini menyebabkan kerugian material yang cukup besar bagi masyarakat setempat, mereka merasa bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Kejadian ini menjadi pengingat akan kekuatan alam dan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem.
Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung cepat sehingga kehidupan masyarakat dapat kembali normal secepatnya.
Penulis : Azzahra Pratiwi
Redaktur : Bayu Putera